Jumat, Januari 01, 2010

Badrun Ingin Kawin

Si Badrun sudah tak sabar untuk mengutarakan keinginannya untuk kawin kepada bapaknya. Memang bapaknya terkenal orang yang kasar dan waktu mudanya doyan kawin. Ia takut bapaknya tidak setuju. Suatu hari ia beranikan diri untuk mengutarakannya

Badrun : "Pak, ehm... Bapak, saya mau segera kawin!"

Bapak : "Iya, dengan siapa?"

Badrun : "Dengan cewek dari Bali."

Bapak : "Apa? Apa kamu tidak tahu Bapakmu ini 7 tahun di Bali. Jangan-jangan nanti kau malah kawin dengan saudaramu sendri! Itukan dosa tahu!! Cari yang lain saja!"

3 Bulan kemudian...

Badrun : "Pak, kali ini tidak dari Bali tapi dari Kalimantan. Gimana Pak, boleh?"

Bapak : "Wah mati aku, Bapak malah 10 tahun disana. Jangan-jangan... ah nggak usah!"

Badrun : "Yaaa... Ah tapi nggak apa-apa. Saya punya kenalan dari Jakarta. Setuju nggak?"

Bapak : "We ladalah! Perlu kamu tahu le. Bapak ini malah 13 tahun di Jakarta terus akhirnya ketemu ibumu. Besar kemungkinannya nanti kau kawin dengan saudaramu sendiri."

Badrun kesal minta ampun. Dengan putus asa ia berkata kepada ibunya.

Badrun : "Bu, saya nggak habis pikir kenapa bapak menghalangi saya kawin dengan cewek Bali, Kalimantan, atau Jakarta. Khawatirnya dapat saudara sendiri."

Ibu : "Sudahlah, Drun. Kalau menurut ibu, terserah kamu mau kawin dengan cewek dari mana saja. Dari Bali, Kalimantan atau Jakarta. Nggak usah khawatir nantinya dapat saudaramu sendiri. Wong kamu ini juga belum tentu anak bapakmu!"

Badrun : "Lho, Ibu...??"

Cara Mengukur Suhu Air Saat Memandikan Bayi

Rani yang baru saja melahirkan bayi pertamanya sedang diinterogasi sang mama mengenai caranya memandikan bayi.

Mama: "Rani, jika kamu memandikan bayimu, apakah kamu menggunakan termometer untuk mengukur suhu airnya seperti yang pernah mama katakan padamu?"

Rani: "Tidak, Ma, aku bisa kok mengetahui suhu airnya tanpa menggunakan termometer. Kalau airnya terlalu panas, kulit bayiku akan berubah menjadi merah, kalau airnya terlalu dingin, kulitnya akan berubah menjadi biru."

Mama: "Hah??!@!!!??"

Menjual Madu di Saudagar Arab

Badu disuruh menjual madu oleh bapaknya dengan harga Rp.15.000 per botol ke saudagar Arab bernama Saddam.

Saddam : "Bagaimana kalau saya tawar Rp.10.000?"

Badu : "Nggak boleh!"

Saddam : "Kalau Rp.11.000?"

Badu : "Tetap nggak boleh!"

Saddam : "Kalau Rp.14.500?"

Badu : "Nggak Boleh!! Pas Rp.15.000..."

Saddam : "Kalau Rp.20.000?" (dengan nada kesal!)

Wage : "Nggak boleh! Nanti saya dimarahi bapak, pokoknya Rp.15.000..."

Saddam : "Okelah Rp.15.000..."

Ini yang terpenting

Seorang pedagang mobil bekas baru saja terpilih menjadi orang paling sukses tahun ini. Dalam jamuan makan untuk merayakannya dia memberikan rahasia keberhasilannya pada salah satu stasiun televisi yang mewawancarainya.
"Ada lima hal yang menyebabkan saya sukses. Pertama, saya selalu memperlakukan orang lain sebagaimana saya ingin diperlakukan orang. Kedua, saya selalu menjual dengan harga yang pantas. Ketiga, saya selalu jujur. Keempat, saya selalu memperlakukan karyawan saya secara adil dan dermawan. Dan yang kelima, ini yang paling penting, bibi saya baru saja meninggal dan mewariskan kepada saya uang sepuluh milyar."

Jangan terlalu dalam

Telah berulang kali Nasrudin mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu perjanjian. Hakim di desanya selalu mengatakan tidak punya waktu untuk menandatangani perjanjian itu. Keadaan ini selalu berulang sehingga Nasrudin menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok. Tapi -- kita tahu -- menyogok itu diharamkan. Maka Nasrudin memutuskan untuk melemparkan keputusan ke si hakim sendiri.
Nasrudin menyiapkan sebuah gentong. Gentong itu diisinya dengan tahi sapi hingga hampir penuh. Kemudian di atasnya, Nasrudin mengoleskan mentega beberapa sentimeter tebalnya. Gentong itu dibawanya ke hadapan Pak Hakim. Saat itu juga Pak Hakim langsung tidak sibuk, dan punya waktu untuk membubuhi tanda tangan pada perjanjian Nasrudin.
Nasrudin kemudian bertanya, "Tuan, apakah pantas Tuan Hakim mengambil gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan ?"
Hakim tersenyum lebar. "Ah, kau jangan terlalu dalam memikirkannya." Ia mencuil sedikit mentega dan mencicipinya. "Wah, enak benar mentega ini!"
"Yah," jawab Nasrudin, "Sesuai ucapan Tuan sendiri, jangan terlalu dalam."

Dokter, saya sekarat

Siang-siang waktu istirahat, seorang dokter dikejutkan oleh seseorang yang menangis tersedu-sedu sambil berkata "Saya tidak mau mati, Dokter".
Merasa kasihan dengan orang itu, sang dokter merelakan waktu istirahat siangnya. Lalu dokter itu berkata " Ada apa? coba ceritakan masalahmu!"
Lalu dengan tersengguk-sengguk pasien itu berkata, "Dokter, jika saya menyentuh bagian tubuh saya, yang mana saja, saya merasa sakit. Lihat ini dokter!", Kemudian pasien itu menyentuh bagian dadanya dengan tangannya, lalu berteriak kesakitan, menyentuh bagian kepalanya dengan tangannya, kemudian ia berteriak kesakitan lagi, ia terus berteriak ketika ia menyentuh bagian anggota tubuh yang lain dengan tangannya. Pasien itu berkata " Lihat kan Dokter saya sekarat "
Lalu dengan tersenyum dokter itu berkata, " jari tangan kamu patah".

Jenis-jenis KB

1. Kalau 5 tahun kawin, langsung punya 4 anak, itu
berarti KB = KUMPUL BOCAH.
2. Kalau 5 tahun kawin, anak cuma satu, itu
berarti KB = KURANG BERGAIRAH.
3. Kalau sudah 5 tahun kawin, belum punya anak, itu
berarti, KB = KURANG BISA.
4. Kalau 5 tahun pacaran belum juga kawin, itu
berarti, KB = KAGAK BERANI.
5. Kalo kagak pacaran tapi punya anak, itu
berarti KB = Ketelanjuran Bunting
6. Kalo kagak punya pacar dan anak, itu
berarti KB = Kayaknya Bencong deh

Gadis matematika dan gadis logis

PILIH GADIS MATEMATIS ATAU GADIS LOGIS?
Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara
berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang lainnya cara
berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L) . Mereka berdua
berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan
jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa
lama mereka berjalan....

M : Apakah kamu juga memperhatikan, ada seorang pria
yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak
tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya
khawatir dia bermaksud jelek.

L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.

M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti
ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap
kita. Apa yang harus kita lakukan.

L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan,
yaitu berjalan lebih cepat.

M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich.....

L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau
kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat
jalannya.

M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan
kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap
kita dalam waktu dua setengah menit...

L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita
lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat
jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti
kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti
olehnya.

Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi
mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika
(L ). Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dan
dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidak
berapa lama kemudian, Ga dis Logika (L ) datang.

M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat.
Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?

L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.

M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan
kamu?

L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat
tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga
mengejar saya.

M : Dan... dan..

L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya
di tempat yang gelap...

M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?

L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan,
yaitu saya mengangkat rok saya..

M : Oh... Lalu apa yang dilakukan pria tadi?

L : Sesuai dengan logika... Dia menurunkan
celananya...

M : Oh tidak... Lalu apa yang terjadi kemudian?

L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat
roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang
berlari sambil memelorotkan celananya... So akhirnya
aku bisa lolos dari pria itu...